Jumat, 22 Januari 2010

Pengukuran Keterampilan Berpikir Kritis

Bagian utama tugas pendidik adalah meningkatkan keterampilan siswa berpikir dan memperkaya pengetahuannya. Keunggulan berpikir dan penguasaan ilmu pengetahuan berkembang melalui pelatihan dan pengulangan. Pembiasaan berpikir runtut, menambah pengetahuan dan menerapkan pengetahuan menentukan efektivitas belajar. Strategi meningkatkan keterampilan berpikir dan menerapkan ilmu pengetahuan, dapat pendidik lakukan melalui kegiatan melatih peserta didik memecahkan masalah yang didahului dengan kegiatan analisis dan evaluasi. Untuk mengetahui hasilnya, pendidik dapat menggunakan Instrumen Pengukuran Keterampilan Berpikir Kritis (67) sebagai alat menghimpun informasi tingkat kinerja belajar siswa. Pengembangan keterampilan berpikir kritis idealnya tidak diperlakukan sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Kegiatannya harus terintegrasi pada peningkatan pengetahuan dan menerapkan ilum pengetahuan. Diintegrasikan pada kegiatan belajar sehari-hari.

Menurut Manali Oak (http://www.buzzle.com/ 30/12/2009) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pengolahan kebiasaan berpikir analisis dan berpikir stratejik. Kemampuan itu ditingkatkan dengan membangun kebiasaan untuk mengalisis situasi yang kritis. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan berargumentasi sejak usia dini merupakan strategi yang unggul dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

Pendidik idealnya memiliki kompetensi merumuskan rencana, melaksanakan, dan mengevaluasi efektivitas peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa di samping mengevaluasi efektivitas siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan. Menurut Douglas & Nancy (2007) menjelaskan bahwa yang mendasari pengembangan kemampuan siswa adalah kecakapan berpikir kritis sebagai keterampilan tertinggi dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan. Monitoring terhadap kedua fokus yaitu peningkatan berpikir dan penguasaan ilmu pengetahuan itu memerlukan instrumen yang khusus dengan dasar pertimbangan ilmu pengetahuan.

Taksonomi Bloom merupakan salah satu model yang mengintegrasikan antara pengembangan kemampuan berpikir kritis dengan peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan. Model tersebut sangat populer terutama dalam menentukan level berpikir yang meliputi: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi.

Strategi lain pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dapat pendidik lakukan melalui pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Model pendekatan ini dapat dirumuskan dalam beberapa variabel berikut: (1) Tujuan; (2) Kata Kunci Permasalahan; (3) Menyikapi Masalah; (4) Sudut Pandang; (5) Informasi; (6) Konsep (7) Asumsi; (8) Alternatif pemecahan masalah; (9) Interpretasi; (10) Implikasi.

Instrumen dapat pendidik, kepala sekolah atau pengawas gunakan untuk memetakan kemampuan siswa menggunakan pikiran kritis. Jika waktunya memungkinkan pendidik dapat menilai kemampuan individu. Jika waktunya terbatas, maka instrumen dapat digunakan untu mengukur tingkat kemampuan siswa secara kolektif.

Selamat menilai.

Artikel terkait:

Berpikir Kritis

Referensi:

Douglas Fisher& Nancy Rrey. 2007. Checking for Understanding: Formative Assessment Techniques for Your Classroom. Association for Supervision & Curriculum Development. USA

http://www.roguecom.com/interview/critical.html

http://www.buzzle.com/articles/developing-critical-thinking-skills.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar