Jumat, 22 Januari 2010

Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis

Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis

Pendahuluan

Ilmu kedokteran merupakan bidang ilmu terapan, dimana pengetahuan yang kompleks digunakan untuk memecahkan satu masalah yang sama. Hal ini berbeda dengan ilmu murni dimana pengetahuan dan masalah yang dicari pemecahannya bersifat horisontal. Proses berpikir logis lebih tepat digunakan pada penelitian ilmu murni, sedangkan masalah di kedokteran menggunakan proses berpikir yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif. Proses berpikir rasional dan obyektif dikenal dengan istilah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan kunci utama keberhasilan dalam menyelesaikan masalah klinis sebagai prerequisite dari kompetensi clinical reasoning.

Clinical reasoning tidak hanya ditentukan dari proses yang digunakan oleh seorang dokter untuk menentukan keputusan klinik, melainkan dari pemahaman individu terhadap materi pengetahuan dan pengorganisasian pengetahuan. Pemahaman individu terhadap materi pengetahuan ditentukan oleh cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang didapatkan melalui proses berpikir kritis mempunyai tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Mahasiswa kedokteran seharusnya mengoleksi pengetahuan dengan kualitas pemahaman yang lebih baik. Hal ini memerlukan pengajaran yang menggunakan strategi perpikir kritis terhadap semua pokok bahasan di kedokteran.

Pada prakteknya penerapan proses belajar mengajar kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis. Dua faktor penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga dosen lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman dosen tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Anderson et al., 1997; Bloomer, 1998; Kember, 1997 Cit in Pithers RT, Soden R., 2000).

Tulisan ini bertujuan memberikan kajian tentang permasalahan cara belajar berpikir kritis terhadap pokok bahasan di kedokteran, serta panduan dalam program pengembangan staf yang memberikan perhatian untuk membantu siswa menjadi seorang yang mampu berpikir kritis.

Ketrampilan Intelektual dan Perkembangan Kognitif

Pendekatan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari dipengaruhi oleh perkembangan proses mental yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi perkembangan kognitif dalam pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi dan dievaluasi pada diri mahasiswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan termasuk kemampuan berpikir kritis. Rath et al (1966) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah interaksi antara pengajar dan siswa. Mahasiswa memerlukan suasana akademik yang memberikan kebebasan dan rasa aman bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat dan keputusannya selama berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu komponen berpikir kritis yang perlu dikembangkan adalah ketrampilan intelektual. Ketrampilan intelektual merupakan seperangkat ketrampilan yang mengatur proses yang terjadi dalam benak seseorang. Berbagai jenis ketrampilan dapat dimasukkan sebagai ketrampilan intelektual yang menjadi kompetensi yang akan dicapai pada pogram pengajaran. Ketrampilan tersebut perlu diidentifikasi untuk dimasukkan baik sebagai kompetensi yang ingin dicapai maupun menjadi pertimbangan dalam menentukan proses pengajaran.

Bloom mengelompokkan ketrampilan intelektual dari ketrampilan yang sederhana sampai yang kompleks antara lain pengetahuan/pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom merupakan ketrampilan pada tingkat yang lebih tinggi (Higher Order Thinking) (Cotton K.,1991). Kesepakatan yang diperoleh dari hasil lokakarya American Philosophical Association (APA, 1990) tentang komponen ketrampilan intelektual yang diperlukan pada berpikir kritis antara lain interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self regulation (Duldt-Battey BW, 1997).

Masing-masing komponen tersebut merupakan kompetensi yang perlu disusun dan disepakati oleh para dosen tentang perilaku apa saja yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh mahasiswa pada tiap-tiap komponen di tiap-tiap tingkat sepanjang program pendidikan.

Strategi pembelajaran berpikir kritis

Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).

Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelum memberikan jawaban dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah mengkombinasikan berbagai strategi. Faktor yang menentukan keberhasilan program pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilan berpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, tidak disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program yang dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa (Cotton K., 1991).

Penulis menilai strategi belajar kelas lebih sesuai pada pengajaran tingkat dasar dan menengah seperti hasil-hasil penelitian yang dilaporkan pada artikel tersebut. Pada pendidikan tingkat lanjut mahasiswa dipersiapkan untuk dapat belajar lebih mandiri sebagai modal yang diperlukan pada saat bekerja. Artikel tersebut juga melaporkan bahwa strategi pengajaran yang diarahkan melalui komputer (CAI) mempunyai hubungan positif terhadap perkembangan intelektual dan pencapaian prestasi. Strategi tersebut dapat menjadi pilihan dalam pendidikan tinggi, sehingga mahasiswa dapat mengatur cara belajarnya secara mandiri.

Strategi pengajaran berpikir kritis pada program sarjana kedokteran yang dilakukan di Melaka Manipal Medical College India adalah dengan memberikan penilaian menggunakan pertanyaan yang memerlukan ketrampilan berpikir pada level yang lebih tinggi dan belajar ilmu dasar menggunakan kasus klinik untuk mata kuliah yang sudah terintegrasi menggunakan blok yang berbasis pada sistem organ. Setelah kuliah pendahuluan, mahasiswa diberikan kasus klinik serta sejumlah pertanyaan yang harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawaban didiskusikan pada pertemuan berikutnya untuk meluruskan adanya kesalahan konsep dan memperjelas materi yang belum dipahami oleh mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa pada program tersebut menunjukkan prestasi yang lebih baik dalam mengerjakan soal-soal hapalan maupun soal yang menuntut jawaban yang memerlukan telaah yang lebih dalam. Mahasiswa juga termotivasi untuk belajar (Abraham RR., et al., 2004).

Penelitian tersebut membuktikan dua hal dalam pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yaitu:

  1. Dengan menggunakan konteks yang relevan seperti masalah klinik yang dipahami oleh mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis sekaligus meningkatkan prestasi akademisnya.
  2. Cara penilaian yang memerlukan telaah yang lebih dalam, mendorong siswa untuk belajar secara lebih bermakna daripada sekedar belajar untuk menghapal.

Artikel di atas menyatakan bahwa pertanyaan diberikan setelah memperoleh kuliah pendahuluan konsep dasar dari ilmu dasar yang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diberikan telah disusun oleh dosen dengan konsep yang jelas sehingga tidak memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menentukan informasi yang diperlukan untuk membangun konsep sendiri. Sedangkan salah satu karakter seorang yang berpikir kritis adalah self regulatory, sehingga pengajaran tersebut dapat dikombinasikan dengan strategi lain agar mahasiswa dapat menentukan informasi secara mandiri. Artikel tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana proses diskusi yang dilakukan pada kelas besar, sehingga setiap mahasiswa memperoleh kesempatan untuk menyampaikan argumentasi dari jawaban pertanyaan yang diberikan. Penulis beranggapan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dapat dimasukkan ke dalam study guide sebagai salah satu sumber belajar ketika mahasiswa dalam belajar mandiri pada strategi Problem Based Learning.

Pembelajaran kolaboratif melalui diskusi kelompok kecil juga direkomendasikan sebagai strategi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Resnick L., 1990; Rimiene V., 2002; Gokhale A.A., 2005). Dengan berdiskusi siswa mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi pemahamannya dan mengevaluasi pemahaman siswa lain, mengobservasi strategi berpikir dari orang lain untuk dijadikan panutan, membantu siswa lain yang kurang untuk membangun pemahaman, meningkatkan motivasi, serta membentuk sikap yang diperlukan seperti menerima kritik dan menyampaikan kritik dengan cara yang santun.

Evaluasi kemampuan berpikir kritis

Evaluasi merupakan proses pengukuran pencapaian tujuan yang diinginkan dengan menggunakan metode yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Beberapa penelitian mengevaluasi kemampuan berpikir kritis dari aspek ketrampilan intelektual seperti ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berbasis taxonomi Bloom1,3. Sedangkan tujuan pengajaran berpikir kritis meliputi ketrampilan dan strategi kognitif, serta sikap.

Colucciello menggabungkan berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen pemecahan masalah keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen ketrampilan dan sikap berpikir kritis. Elemen tersebut antara lain menentukan tujuan, menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah, menunjukkan bukti, menganalisis konsep, interpretasi, asumsi, perspektif yang digunakan, keterlibatan, dan kesesuaian. Dengan kriteria antara lain: kejelasan, ketepatan, ketelitian, keterkaitan, keluasan, kedalaman, dan logikal2. Dia juga membandingkan dengan inventory yang sudah ada seperti California Critical Thinking Test (CCTT) untuk mengevaluasi ketrampilan berpikir kritis dan Critical Thinking Disposition Inventory (CTDI) untuk mengevaluasi sikap berpikir kritis2.

Evaluasi juga menilai kesesuaian rencana dengan penerapan di lapangan (evaluasi proses) yang termasuk di dalamnya adalah mengevaluasi budaya akademik dalam kelas dan budaya akademik dalam fakultas yang dilakukan secara sistematis baik oleh dosen maupun administrator yang dinyatakan oleh Orr and Klein, 19914. Penilaian mahasiswa terhadap dosen dapat menggunakan berbagai karakteristik sikap yang menghambat atau mendorong kemampuan berpikir kritis yang telah dibahas sebelumnya.

Kesimpulan

Strategi pengajaran yang mendorong mahasiswa berpikir kritis terhadap pokok bahasan di kedokteran dapat menggunakan berbagai strategi pengajaran yang menggunakan pendekatan di bawah ini:

  • Pembelajaran Aktif
  • Pembelajaran Kolaboratif
  • Pembelajaran Kontekstual
  • Menggunakan pendekatan higher order thinking
  • Self directed learning

Kombinasi dari berbagai strategi di lebih dianjurkan oleh karena dapat mencapai berbagai aspek dari komponen berpikir kritis. Teknologi pengajaran yang menerapkan kombinasi dari berbagai strategi yang ada saat ini misalnya Problem Based Learning (PBL). Fakultas Kedokteran perlu mengembangkan strategi pengajaran tersebut dalam pengajaran agar mahasiswa dapat belajar materi kedokteran melalui proses berpikir kritis. Dengan demikian mahasiswa dapat memberi makna yang lebih dalam (bukan sekedar mendapat materi yang dalam) dari materi yang dipelajari. Pemahaman terhadap makna pokok bahasan yang dipelajari mempunyai hubungan dengan kemampuan clinical reasoning sebagai kompetensi seorang dokter.

From : http://www.fk.undip.ac.id/pengembangan-pendidikan/77-pembelajaran-kemampuan-berpikir-kritis.html

Berpikir Kritis

Definisi
Berpikir Kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision making), perencanaan stratejik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan masalah (problem solving).

Berpikir kritis dapat diterjemahkan sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri (Peter Facione, ). Proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria. Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.

Berpikir kritis dapat muncul kapanpun diperlukan suatu penilaian, keputusan, atau penyelesaian sebuah masalah secara umum. Kapan pun seseorang perlu berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui alasannya. Proses itu melalui usaha dan reflektif seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan secara kritis maupun tidak. Berpikir kritis sangat penting terutama untuk menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif. Dari uraian ini kita mengetahui bahwa secara umum, berpikir kritis merupakan ”sebuah cara mengatasi permasalahan kehidupan”.

Proses Berpikir Kritis

Proses berpikir kritis bermula dari ilmu pengetahuan. Semua dimulai dengan pengetahuan, dilanjutkan dengan sedikit atau lebih memahami topik yang dibahas. Contoh, jika anda berpikir mengenai bagaimana cara memperbaiki mesin, anda pasti memerlukan pengetahuan mengenai cara kerja mesin dan apa yang menjadi permasalahannya.

Tahap selanjutnya adalah meningkatkan pemahaman. Ini adalah tahap dimana anda mengerti apa yang sedang anda pikirkan. Jika anda tidak dapat memahami apa yang anda pikirkan, maka anda tidak dapat memikirkannya secara efektif.

Langkah penting selanjutnya adalah aplikasi. Jika anda tidak dapat mengaplikasikan pemikiran dan pengetahuan pada kehidupan nyata, menerapkannya untuk hal yang bermanfaat bagi kehidupan, maka anda sesungguhnya tidak mengehui pentingnya memikirkan suatu topik. Oleh karena itu, carilah sesuatu yang bermanfaat untuk anda pikirkan.

Setelah semua langkah di atas dilaksanakan maka analisis topik yang sedang anda pikirkan. Bagi informasi ke dalam kategori dan sub kategori. Pilih hal-hal yang masuk ke dalam bagian yang lebih penting, dan selesaikanlah terlebih dahulu.

Langkah kedua terakhir dari berpikir kritis adalah sintesis. Ini adalah langkah dalam mengorganisir, menyusun konsep, menggubah (menyusun), dan menciptakan hal baru yang anda kembangkan dari yang sudah ada.

Langkah paling akhir adalah evaluasi. Lihat kembali produk akhir anda. Jika anda menyukainya, maka tuntaskan. Jika tidak, kembali ke langkah awal dengan sasaran dan tujuan yang berbeda. Ingat, jangan menyelesaikan sesuatu yang anda tidak sukai. Jika akhirnya menghasilkan pemikiran atau penerapan yang anda sukai, maka gunakanlah !

Langkah – langkah sederhana ini telah dideskripsikan dalam beberapa langkah oleh Wolcott dan Lynch. Jika proses ini digunakan di sekolah , maka siswa hendaknya memulai proses berpikir kritis dengan langkah 1 dan dengan latihan beralih menuju langkah 2 serta jenjang selanjutnya.

Langkah 1 Mengidentifikasi masalah, informasi yang relevan dan semua dugaan tentang masalah tersebut. Ini termasuk kesadaran akan kemungkinan adanya lebih dari satu solusi.
Langkah 3 Mengeksplorasi interpretasi dan mengidentifikasi hubungan yang ada. Ini termasuk mengenali bias/prasangka yang ada, menghubungkan alasan yang terkait dengan berbagai alternatif pandangan dan mengorganisir informasi yang ada sehingga menghasilkan data yang berarti.
Langkah 3 Menentukan prioritas alternatif yang ada dan mengkomunikasikan kesimpulan. Ini termasuk proses menganalisis dengan cermat dalam mengembangkan panduan yang dipakai untuk menentukan faktor, dan mempertahankan solusi yang terpilih.
Langkah 4 Mengintegrasikan, memonitor dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah. Ini termasuk mengetahui pembatasan dari solusi yang terpilih dan mengembangkan sebuah proses berkelanjutan untuk membangkitkan dan menggunakan informasi baru.

Contoh Berpikir Kritis

Tentukan masalah yang mungkin dihadapi siswa baikyang secara langsung dengan bahan pelajaran atau tugas yang terkait dengan kondisi atau situasi pribadi. Koran atau sumber informasi dari internet merupakan salah satu sumber masalah yang ada di kehidupan nyata yang sangat beragam. Pilih objek yang dapat siswa lihat relevansi atau keterkaitannya.

Contoh Umum

Seorang guru biologi dapat mengajukan masalah mengenai kloning manusia atau pembuatan bendungan untuk meningkatkan kelangsungan hidup ikan. Kedua topik tersebut bisa mengundang beragam jenis pendapat dan dapat dijawaban dengan fakta-fakta pendukung yang ada. Informasi tentang itu dapat dilihat dari berbagai faktor, di antaranya kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, penelitian dari pihak akademisi, laporan LSM lingkungan hidup, dan sebagainya.

Tujuan pelatihan bukan untuk menemukan jawaban yang tepat, tetapi lebih kepada melatih proses berpikir kritis untuk mengembangkan kemampuan menemukan berbagai kebenaran sebagai alternatif. Memilih alternatif terbaik dan paling sedikit kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Siswa selanjutnya diminta untuk memutuskan apa yang pertama kali mereka pikirkan, mereka harus mengungkapkan pula argumennya, mengapa hal itu penting untuk menjadi bahan pemikiran awal, siswa perlu mendukung argumentasinya dengan mencari pandangan dan bukti-bukti lain. Akhirnya mereka harus memenutuskan alternatif mana yang paling logis untuk diterapkan, pendapat mana yang paling tepat menurut mereka.

Masalah yang mendasari cara berpikir kritis sangat bergantung pada jenis pelajaran. Pendidik dapat mengarahkan siswa untuk melengkapi aktivitas dan menetapkan pendapat mereka pada saat awal pelajaran. Kemudian, sebagai materi tambahan, pendapat, dan pandangan dirangkum selama proses pengajaran. Ssiswa juga diminta untuk menjawab pertanyaan yang sama di akhir pelajaran untuk menentukan apakah semua jawaban dapat mereka kembangkan secara kritis.

Sembilan tips mengembangkan kompetensi berpikir kritis:

1. Berpikiran terbuka terhadap ide-ide baru.

2. Mengetahui bahwa setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda.

3. Memisahkan berpikir dengan perasaan dan berpikir logis.

4. Menanyakan hal-hal yang anda anggap tidak masuk akal.

5. Menghindari kesalahan umum dalam pemberian alasan yang anda buat.

6. Jangan berargumen tentang sesuatu yang anda tidak mengerti.

7. Kembangkanlah kosakata yang tepat untuk penyampaian dan pengertian ide yang lebih baik

8. Mengetahui ketika anda memerlukan informasi lebih lanjut.

9. Mengetahui perbedaan antara kesimpulan yang dapat dan harus benar.

Latihan

Siswa perlu merumuskan satu jawaban yang tepat dari masalah yang dihadapinhya. Untuk itu, siswa membutuhkan panduan berpikir secara sistematis. Sekolah perlu menyediakan informasi mengenai berbagai pendekatan atau sudut pandang terhadap masalah. Juga dapat menyediakan perangkat pertanyaan untuk membantu siswa melewati setahap demi setahap.Penugasan juga dapat dilakikan secara terpisah, satu kali penugasan dimulai dengan Level 1 atau dapat juga berupa satu semester panjang yang dimulai dengan level 1 dan berlanjut ke langkah yang lebih tinggi dengan mengumpulkan serta membagi informasi secara bersama-sama di antara para siswa.

Empat Pertanyaan. Wolcott dan Lynch menyarankan untuk memulai pertanyaan sebagai berikut kepada para siswa :

1. Apa pendapat kalian tentang masalah ini ?

2. Apa yang menjadi landasan pendapat kalian ?

3. Apakah memungkinkan untuk menguji? Apakah pendapat kalian benar ? Jika iya, bagaimana caranya ? Jika tidak, mengapa begitu ?

4. Bagaimana bisa berbeda pendapat tentang masalah ini ?

Langkah utama penugasan dapat dimulai dengan menentukan butir-butir penugasan yang berpotensi penting dalam memandu siswa melewati tiap langkahnya berpikir kritis seperti contoh di bawah ini:

Langkah 1 : Identifikasi masalah, informasi yang relevan atau tidak menentu.
  • Jelaskan mengapa orang-orang tidak setuju tentang suatu permasalahan
  • Buat catatan informasi yang mungkin berguna dalam pemikiran mengenai topik tertentu
  • Konsultasi ke para ahli dan eksplorasi kepustakaan atau sumber lain yang terkait : buat list tentang masalah yang terkait dengan topik dan buat list berbagai sudut pandang terkait.
  • Identifikasi beberapa solusi yang memungkinkan untuk permasalahan tersebut
  • Seleksi informasi yang dapat mengidentifikasi alasan dan bukti pendukung terhadap solusi yang diberikan
Langkah 2 : Mengeksplorasi interpretasi dan koneksi
  • Mendiskusikan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing bukti yang terkait dengan topik permasalahan
  • Membandingkan dan membedakan argumen yang terkait dengan dua atau lebih solusi terhadap permasalahan tersebut
  • Mengidentifikasi dan mendiskusikan implikasi dari pengalaman pribadi dan pilihan mengenai bagaimana anda berpikir tentang permasalahan tersebut.
  • Mengembangkan satu atau lebih cara untuk mengorganisir informasi dan menganalisisnya agar dapat berpikir lebih detail mengenaik topic tersebut
Langkah 3 : Memprioritaskan alternative dan mengkomunikasikan kesimpulan
  • Mempersiapkan dan mempertahankan sebuah solusi
  • Mengidentifikasi masalah yang anda lebih prioritaskan dibanding masalah lain terkait dengan kesimpulan yang akan anda buat
  • Jelaskan bagaimana anda merespon argumen pendukung untuk solusi yang berbeda
  • Jelaskan bagaimana anda mendesai catatan atau presentasi yang dapat dikomunikasikan secara efektif terhadap audiens anda
  • Deskripsikan bagaimana anda akan mengkomunikasikan secara berbeda mengenai suatu topic dalam keadaan yang berbeda
Langkah 4 : Mengintegrasikan. Memantau, dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah.
  • Deskripsikan batasan dari usulan solusi anda atas permasalahan terkait
  • Deskripsikan kondisi yang akan anda pertimbangkan ulang untuk solusi dari anda
  • Jelaskan bagaimana kondisi dapat berubah di masa depan, menghasilkan perubahan yang memungkinkan dalam solusi paling logis terhadap permasalahan terkait.
  • Membangun sebuah rencana untuk memantau kinerja dari solusi yang anda

Siswa mungkin memiliki ketidaknyamanan dengan proses ini karena mereka berusaha memikirkan jawaban yang diharapkan pembimbing. Penting agar dipertimbangkan dalam hal ini pendidik tidak perlu memberikan peringkat nilai, tetapi bagaimana cara mereka menjawab butir-butir yang ada dan bagaimana mereka mampu menjawab masing-masing pertanyaan yang ada yang ujungnya adalah mereka menentukan solusi alternatif yang menurut pertimbangan mereka paling logis.

Keunggulan sekolah pada prinsipnya ditentukan oleh dua hal utama yaitu efektivitas pengembangan keterampilan siswa berpikir kritis dan pengembangan penguasaan ilmu pengetahuan. Integrasi antara keduanya menghasilan prestasi.

Pengukuran Keterampilan Berpikir Kritis

Bagian utama tugas pendidik adalah meningkatkan keterampilan siswa berpikir dan memperkaya pengetahuannya. Keunggulan berpikir dan penguasaan ilmu pengetahuan berkembang melalui pelatihan dan pengulangan. Pembiasaan berpikir runtut, menambah pengetahuan dan menerapkan pengetahuan menentukan efektivitas belajar. Strategi meningkatkan keterampilan berpikir dan menerapkan ilmu pengetahuan, dapat pendidik lakukan melalui kegiatan melatih peserta didik memecahkan masalah yang didahului dengan kegiatan analisis dan evaluasi. Untuk mengetahui hasilnya, pendidik dapat menggunakan Instrumen Pengukuran Keterampilan Berpikir Kritis (67) sebagai alat menghimpun informasi tingkat kinerja belajar siswa. Pengembangan keterampilan berpikir kritis idealnya tidak diperlakukan sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Kegiatannya harus terintegrasi pada peningkatan pengetahuan dan menerapkan ilum pengetahuan. Diintegrasikan pada kegiatan belajar sehari-hari.

Menurut Manali Oak (http://www.buzzle.com/ 30/12/2009) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pengolahan kebiasaan berpikir analisis dan berpikir stratejik. Kemampuan itu ditingkatkan dengan membangun kebiasaan untuk mengalisis situasi yang kritis. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan berargumentasi sejak usia dini merupakan strategi yang unggul dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

Pendidik idealnya memiliki kompetensi merumuskan rencana, melaksanakan, dan mengevaluasi efektivitas peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa di samping mengevaluasi efektivitas siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan. Menurut Douglas & Nancy (2007) menjelaskan bahwa yang mendasari pengembangan kemampuan siswa adalah kecakapan berpikir kritis sebagai keterampilan tertinggi dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan. Monitoring terhadap kedua fokus yaitu peningkatan berpikir dan penguasaan ilmu pengetahuan itu memerlukan instrumen yang khusus dengan dasar pertimbangan ilmu pengetahuan.

Taksonomi Bloom merupakan salah satu model yang mengintegrasikan antara pengembangan kemampuan berpikir kritis dengan peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan. Model tersebut sangat populer terutama dalam menentukan level berpikir yang meliputi: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi.

Strategi lain pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dapat pendidik lakukan melalui pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Model pendekatan ini dapat dirumuskan dalam beberapa variabel berikut: (1) Tujuan; (2) Kata Kunci Permasalahan; (3) Menyikapi Masalah; (4) Sudut Pandang; (5) Informasi; (6) Konsep (7) Asumsi; (8) Alternatif pemecahan masalah; (9) Interpretasi; (10) Implikasi.

Instrumen dapat pendidik, kepala sekolah atau pengawas gunakan untuk memetakan kemampuan siswa menggunakan pikiran kritis. Jika waktunya memungkinkan pendidik dapat menilai kemampuan individu. Jika waktunya terbatas, maka instrumen dapat digunakan untu mengukur tingkat kemampuan siswa secara kolektif.

Selamat menilai.

Artikel terkait:

Berpikir Kritis

Referensi:

Douglas Fisher& Nancy Rrey. 2007. Checking for Understanding: Formative Assessment Techniques for Your Classroom. Association for Supervision & Curriculum Development. USA

http://www.roguecom.com/interview/critical.html

http://www.buzzle.com/articles/developing-critical-thinking-skills.html

Selasa, 12 Januari 2010

kamera 3 dimensi

















September mendatang, sebuah kamera yang mampu mengambil gambar dan video 3 dimensi tanpa membutuhkan kaca mata khusus untuk melihat hasil rekaman tersebut akan beredar, khususnya untuk kawasan Eropa.

Seperti VIVAnews kutip dari Engadget, 27 Juli 2009, kamera tersebut, yakni Fuji FinePix REAL 3D W1 memiliki dua buah lensa yang gambar-gambar hasil tangkapannya digabung menjadi sebuah image 3D. Dari harga sekitar 937 dolar AS, pengguna dapat membeli digital viewing screen tambahan seharga 640 dolar AS. V1 display, layar tambahan tersebut memiliki 2D/3D LCD panel dengan resolusi 800×600, mendukung pemutaran gambar dan film 3D serta mendukung SD/SDHC.

Jika pengguna membutuhkan cetakan 3D, Fujifilm menyatakan bahwa mereka akan menyediakan layanan tersebut. Caranya, pengguna mengirimkan gambar yang ingin dicetak, lalu Fujifilm akan mengirimkan hasil cetakannya ke alamat pengguna.

Selain Anda tidak perlu memiliki lensa untuk melihat hasil jepretan 3 dimensi, fitur dua lensa yang ada pada kamera juga bisa digunakan untuk menghasilkan gambar fotografi kreatif 2 dimensi.

Saat ini, Fujifilm bersaing dengan kompetitor mereka yang lebih besar yakni Canon dan Sony di pasar tersebut. Targetnya, dalam setahun mereka ingin menjual sebanyak 100 ribu unit kamera 3D tersebut.

Koleksi foto Maria Ozawa Miyabi yang diambil dari HP nya sendiri… (Ngga liat rugi..!!)


























Adakah terlintas dipikiran kalian bagaimana sosok Maria Ozawa Miyabi dalam kesehariannya? berikut koleksi foto yang diyakini diambil dari kamera HP nya sendiri.

Selama ini semua foto yang beredar di Internet itu kebanyakan berisi foto2 vulgar Miyabi. Tapi kebetulan saya menemukan koleksi foto keseharian Miyabi yang diambil dari kamera HP nya sendiri…. Saya sendiri lupa dapet dari mana foto2 ini, laman Indonesia atau Luar Negeri atau dari Facebooknya yah. Tapi yang jelas saya sudah cukup lama saya menyimpannya.

Hahahhh, kenyang? Coba deh liat foto2 itu, kalo kita mengenal dia (Miyabi) berawal dari foto-foto ini, adakah terlintas dipikiran Anda kalo dia tuh seorang bintang film porno nomer satu di Asia?

Inilah sepuluh Inovasi teknologi Bionik terbaru…

Para ilmuwan di dunia sudah semakin dekat dalam mewujudkan mimpi menciptakan manusia baru, setidaknya manusia bionik. Dengan teknologi sekarang, kita dapat mereplikasi atau memperbaiki sejumlah organ dan bagian tubuh dari yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah daftar sepuluh teknologi bionik 2009 versi Livescience.

1. Mata Bionik
Seperti sudah dipaparkan sebelumnya, mata bionik memberikan secercah harapan pada penyandang tunanetra di seluruh dunia [baca: Mata Bionik untuk Tunanetra]. Pasalnya, mata palsu itu membantu fungsi retina yang rusak dengan mekanisme yang cukup rumit. Segala informasi visual yang terekam oleh sebuah kamera mini di mata bionik, diproses menjadi sinyal elektronik dan dikirimkan pada implan elektroda. Dengan begitu, tunanetra diharapkan dapat melihat seperti orang normal. Menurut Dr. John Pezaris dari Universitas Harvard, Cambridge, mata bionik akan bekerja lebih baik pada tunanetra yang sebelumnya tidak buta.

2. Protein Tulang Jitu
Sejak 1960, para peneliti telah mengetahui sebuah protein yang mampu memperbaiki jaringan tulang yang rusak. Namun sayang, teknologi tersebut tidak bekerja sempurna. Terkadang, tumbuh jaringan tulang yang salah atau bahkan tumbuh tulang pada bagian yang seharusnya tidak tumbuh. Pada 2005, ilmuwan asal University of California, Los Angeles, (UCLA) menggunakan protein UCB-1 yang dapat menstimulus pertumbuhan tulang pada jaringan yang tepat.

3. Pankreas Portabel
Menurut Aaron Kowalski, kepala proyek riset di the Juvenile Diabetes Research Foundation, pankreas buatan yang mampu memonitor gula darah dan kadar insulin dalam tubuh seseorang akan dilempar ke pasar dalam waktu dekat. Ia mengatakan alat ini mengombinasikan dua teknologi, yaitu pompa insulin dan monitor glukosa berkelanjutan. Dengan alat ini, penderita diabetes yang tergantung pada insulin akan lebih mudah menjalani hidup secara normal.

4. Lidah Super Sensitif
Profesor komputer dan mesin elektrik asal Universitas Texas di Austin, Texas, Dean Neikirk, menciptakan lidah elektronik yang dapat menganalisis cairan dan menentukan kandungan kimianya secara tepat. Lidah ini menggunakan mikrosphere, semacam sensor mini yang berubah warna jika terekspos pada target spesifik, seperti berbagai jenis sugar. Alat ini hanya bisa merasakan rasa “enak” secara kimiawi.

5. Tangan Mekanik
Pasien amputasi pada bagian tangan kini boleh merasa sedikit lega. Pasalnya, Dr. Todd Kuiken dari Institut Rehabilitasi Chicago berhasil membuat tangan mekanik yang berfungsi hampir sama dengan tangan sungguhan. Tangan ini tersambung ke otak oleh sejumlah saraf motorik buatan. Jika sang pemakai ingin menggerakkan tangannya, saraf-saraf yang seharusnya mengirim sinyal pada tangan sungguhan beralih menuju tangan mekanik.

6. Lutut Pintar
Lutut adalah bagian tubuh yang tidak mempunyai kemampuan berpikir dengan sendirinya. Namun tidak begitu dengan lutut bionik buatan The Massachusetts Institute of Technology (MIT) bernama RHEO. Alat ini memiliki kepintaran buatan yang akan memberikan rasa nyaman pada penderita kelumpuhan. RHEO akan mempelajari cara berjalan sang pengguna dan mendeteksi medan seperti apa yang sedang ditapaki dengan menggunakan semacam sensor.

7. Ginjal Portabel
Menyingkirkan racun dalam darah dan menjaga kadar cairan tubuh selalu seimbang adalah rutinitas yang harus dijalani penderita gagal ginjal. Untuk melakukan itu, mereka harus menggunakan mesin dialisis yang biasanya berukuran sebesar pengering pakaian. Singkirkan alat itu karena ginjal portabel berukuran kecil dan berbobot ringan telah hadir di hadapan kita. Walau mini, alat buatan Martin Roberts dan David B.N. Lee asal UCLA bekerja lebih baik ketimbang mesin dialisis konvensional. Ginjal buatan ini dapat bekerja 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, seperti layaknya ginjal sungguhan.

8. Sel Artifisial
Terkadang, untuk mengantarkan efek obat ke lokasi tepat di dalam tubuh, sebuah pil atau injeksi saja tidak cukup. Daniel Hammer, profesor biologi asal Universitas Pennsylvania mempunyai metode lain, yaitu menggunakan sel buatan. Sel yang terbuat dari polimer ini dapat meniru fungsi sel darah putih yang menjelajahi seluruh jaringan tubuh. Kreasi mengagumkan bernama c ini mampu mengirim obat-obatan menuju tempat yang dibutuhkan, membuat perjuangan melawan sejumlah penyakit seperti kanker menjadi lebih mudah.

9. Tubuh Lama, Penis Baru
Disfungsi ereksi dapat menjadi momok menakutkan bagi hampir semua pria di dunia ini. Tak usah ditanya mengapa, karena seks terkadang dianggap segalanya oleh kaum adam. Untungnya, Anthony Atala dan tim dari Universitas Wake Forest, AS, sukses mengembangkan jaringan organ bernama corpora cavernosa, jaringan berlubang yang diisi darah saat ereksi terjadi. Percobaan dilakukan dengan mengkebiri kelinci dewasa. Setelah beberapa bulan, jaringan baru terbentuk dan sang penis sudah bisa “berjaya” kembali.

10. Memindahkan Otak
Mengganti beberapa bagian otak tidaklah semudah mengganti bagian tubuh lain seperti tangan atau kaki. Namun, hal itu mungkin dilakukan pada masa mendatang. Pasalnya, profesor Theodore Berger asal University of Southern California telah menciptakan chip komputer yang mampu menggantikan hippocampus, bagian otak yang mengontrol ingatan jangka pendek dan pemahamam spasial. Chip ini mampu menormalkan fungsi otak penderita penyakit Alzheimer dan stroke.

Senin, 11 Januari 2010

Perawatan Gasteria


Gasteria di pot apik jadi penghias teras.Tanaman ini suka teduh tapi butuh banyak angin. Media berporus penting karena tanaman ini tak tahan kondisi terlalu lembap. Perbedaan tempat tumbuh perlu perlakuan yang berbeda. Misalnya jika ditanam di dataran tinggi semisal Cipanas atau Lembang, gasteria cocok ditanam di pot plastik dengan media berupa sekam mentah, tanah mesh, dan pasir malang.Tapi, pengalaman Hengky, pehobi sukulen yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta Utara, menemukan bahwa menanam gasteria dengan cara semacam itu di rumahnya kurang cocok. Menurut Hengky, untuk dataran rendah semisal Jakarta, gasteria lebih baik ditanam di pot keramik dengan media berupa campuran pasir malang dan sekam bakar dengan perbandingan 2 : 1.

Untuk penataan media terdiri dari tiga layer. Bagian paling bawah pot diisi kerikil besar untuk drainase.Tingginya sekitar satu centimeter. Lalu di atasnya ditaburi campuran sekam bakar dan pasir malang, dan tanam gasteria sampai pot penuh. Di bagian paling atas bisa ditambahkan kerikil kecil atau batu koral warna-warni agar gasteria tampil bagus. Jika media ditutup kerikil atau batu koral sebaiknya taburi fungisida terlebih dahulu untuk mencegah munculnya jamur yang menyerang akar.

Hengky juga mempelajari pemupukan yang cocok untuk gasteria. "Pupuk kimia lebih bagus daripada kompos karena kalau pakai kompos cenderung tumbuh jamur." ungkap Hengky. Pupuk jenis slowrelease lebih baik karena tanaman ini meyerap nutrisinya Betas perlahan. Pemupukan sebaiknya dilakukan seminggu sekali. Pemberian pupuk overdoses bisa menyebabkan pertumbuhan jade tidak wajar. Misalnya daun terlalu cepat tumbuh tape tidak diimbangi dengan pertumbuhan bonggol yang lebih besar.

Selain itu, semprot pupuk organik cair seminggu sekali juga bisa merangsang pertumbuhan gasteria dan memacu munculnya anakan.Tapi, Hengky juga mengingatkan kalau tanaman masih kecil sebaiknya tidak diberi pupuk organik cair. Sebab, jika masih terlalu muda diberi pupuk organik cair, apalagi dalam interval yang cukup intens, bisa mengakibatkan gasteria malah mati. "Minimal sudah banyak akar, kira-kira umur di atas 3-4 bulan." ungkap Hengky.
Penyiraman total cukup seminggu sekali atau sepuluh hari sekali pada waktu musim hujan. Sementara jika musim kemarau disiram seluruhnya tiap tiga hari sekali. Untuk penyiraman harian cukup disemprot sedikit air tiap page dan sore. Gasteria butuh kondisi yang kering tape lembap. Karenanya, dalam kondisi suhu kamar perlu banyak proses pengembunan. Paling bagus penyemprotan air itu dilakukan pada malam hari. Sebab, gasteria merupakan tanaman gurun yang punya kebiasaan di habitat aslinya menangkap air embun pada malam hari.

Sabtu, 02 Januari 2010

Peliharan Terbaru Anak – Anak Jepang, Robot Anak Ayam Sega












Sega kembali terjun kebisnis hardware. Tapi tunggu dulu… mereka bukannya ngeluarin Dreamcast 2 atau GameGear 2, melainkan sebuah robot peliharaan berbentuk anak ayam.

SegaToys membuat robot Dream Chick (Yume Hiyoko dalam bahasa Jepangnya) ini berdasarkan anak ayam berusia 4 hari. Langkah yang bagus karena sekitar umur segitulah mereka sedang lucu-lucunya. Percayalah, gue tahu (garoux punya bisnis ayam dirumah :P).

Robot DreamChick bisa menjadi binatang peliharan sempurna dimata para orang tua. Dia tidak perlu diberi makan, mengepakkan sayap ketika dipegang, mengeluarkan suara cuit-cuit ketika dibelai, tidak buang kotoran sembarangan, dan bebas flu burung. Harganya juga tidak terlalu mahal, hanya sekitar 2,310 yen atau Rp.166,320.

Dreamchicks akan mulai dijual ditoko-toko retail Jepang akhir bulan ini, tapi pemesanan secara online sudah tersedia di situs SegaToys.